Singapore, 13 Januari 2017
Hari ini cukup melelahkan. Berangkat ke kampus, dari pagi masih ada kuliah malam. Setelah pulang dari kuliah malam, jam 9.28 baru sampai kamar. Tapi rasa capek rasanya hilang begitu saja waktu lihat siaran langsung debat Cagub dan Cawagub Jakarta.
Seru, mungkin kata paling pas menggambarkan debat ini. Saling sindir satu sama lain, membuat debat ini menarik untuk diikuti. Kadang jadi hanya ketawa, karena mak jleb nya berimbang satu sama lain. Memang seru.
Sayangnya ada yang bikin mengganjal ketika closing. Pertanyaan terakhir jadi menarik untuk disimak. Pertanyaannya sederhana tetapi sesungguhnya sangat krusial :
“Jika nanti anda menerima amanah selama lima tahun, siapkah anda untuk tidak tergiur tawaran atau bujukan maju menjadi presiden atau wakil presiden?”
Yang ini sedikit kutipan jawaban dari masing-masing pasangan, hanya saja agak malas ngetik full. Kalau berminat bisa cek Youtube untuk versi fullnya.
Jawaban pertama dari pak Anis (pak Sandi ikut maju) “Jika kami mendapat tugas untuk menjadi gubernur dan calon gubernur, ini adalah amanah untuk dituntaskan… ”
Jawaban kedua dari mas Agus (bu Silvi ikut maju) “Kami ada di sini untuk berkompetisi, untuk mendapatkan kesempatan,,, bla bla bla,,, fokus untuk memenangkan”
Jawaban ketiga dari pak Djarot (pak Ahok di belakang) “Jiwa raga kami, pikiran kami, kita curahkan untuk warga Jakarta. Kami adalah pelayan warga Jakarta,,…”
Kira-kira yang niat beneran jadi gubernur yang mana ya? Kok yang jawabannya tegas akan menuntaskan cuma satu. Yang satu malah calon wagubnya yang jawab, satunya nda nyambung. Biar nda mengganjal, akhirnya jadilah posting ini. Terlepas ini pendapat pribadi, silahkan yang menyimak menyimpulkan sendiri. Toh saya juga nda punya hak pilih 😀